Tuesday 26 January 2016

RACUN DEPILATORIES DAN CARA PERTOLONGANNYA

Racun Depilatories adalah racun yang terdapat pada obat untuk menghilangkan rambut, yang biasanya mengandung zat thalium acetate yang sangat berbahaya  atau barium sulfide dan sodium sulfide yang kurang berbahaya.
Biasanya anak-anaklah yang menjadi korban. Gejalanya timbul beberapa jam sesudah menelan atau terminum obat. Alat pencernaan terganggu, sakit perut , muntah dan mencret yang bercampur darah . tata persyarafan dirusakkan sehingga timbul perasaan yang aneh aneh, kelopak mata kendor (salah satu keduanya), mata juling, kelumpuhan pada muka, dan mungkin juga mengigau atau mengelepar. Racun ini juga merusak ginjal dan hati.

APA YANG HARUS DILAKUKAN ?

Perlu sekali mengosongkan perutnya dengan segera . jikalau mungkin, berikan larutan 1 prosen sodium iodide dalam tiga atau empat gelas air kemudian dengan memasukan jari-jari anda , buatlah dia muntah. Jika tidak ada sodium iodide, gunakanlah air susu. Cegahlah shock dengan menjaga tubuhnya tetap hangat dan mengganjal kakinya lebih tinggi dari tubuh.
Berikanlah air minum yang banyak untuk mengurangi keruksakan ginjal.Kopi yng kental, hangat atau dingin, yang dimasukan dengan suntikkan melalui lobang dubur, itu akan merangsang gerakan.
berhati-hatilah dalam setiap aktifitas kita sehari-hari, jagalah diri anda dan keluarga untuk jenis -jenis racun yang dapat membahayakan keselamatan anda dan keluarga, semoga bermanfaat.
Read more

Thursday 10 December 2015

Vitamin B12 Menyebabkan Wabah Jerawat ?

Vitamin B12

Adanya penelitian mengenai meningkatnya wabah jerawat akibat tingginya tingkat kandungan vitamin B12 , menjadi informasi yang menarik untuk disimak. laporan Healt Days News mengatakan bahwa asupan vitamin B12 tersebut dapat merangsang aktivitas kuman pada orang tertentu. Sehingga dapat menyebabkan berkembang biaknya jerawat secara signifikan.
Tetapi penelitian ini pun bukan hasil final, terlalu dini untuk mengatakan bahwa berkembang biaknya jerawat akibat asupan vitamin B12,.

Menurut Huiving Li asisten profesor farmakologi molekuler dan Kedokteran di University Of Calipornia bahwa penelitian ini memberikan suatu wawasan baru tidak hanya vitamin B12 saja yang menjadi pemicunya tetapi aktivitas genetik bisa menjadi pendorong sebagai pemicunya. mungkin saja bisa dari faktor keturunan,atau faktor hormon pada seseorang yang berbeda-beda.

Vitamin B12 biasanya dapat kita temukan pada produk Hewani, seperti susu, telur, kacang-kacangan dan kerang. Study tersebut mencoba melakukan analisis terhadap 10 orang untuk mengkomsumsi vitamin B12 hasilnya adalah Huiving Li menemukan tanda-tanda bahwa vitamin B12 dapat meningkatkan jerawat dengan cara merusak jenis bakteri kulit yang dikenal Propionibacterium acnes.
Meskipun hanya satu orang Suplemen Vitamin B12 dapat mempengaruhi aktivitas bakteri kulit  yang berkontribusi untuk inflamasi atau peradangan dari jerawat. Jelas sekali bahwa adanya faktor genetik yang berbeda-beda dapat mempengaruhi bagaimana peranan vitamani B12 dapat mempengaruhi kerentanan terhadap wabah jerawat tersebut secara berbeda-beda.
Namun dikatakan bahwa asupan Vitamin B12 memang berkontribusi dalam aktivitas bacteri dalam mewabahnya jerawat pada seseorang tergantung dengan gen-gen orang yang dimilikinya apakah rentan atau tidak .

 Dr Withney Bowe Klinis asisten profesor dermatologi di Mount Sinai School of Medicine Medical Center di New York City juga mengatakan belum ada kepastian atau sesuatu  yang belum jelas apakah vitamin B12 disarankan untuk dihindari, atau tidak, perlu penelitian lebih lanjut. 
Terlalu dini untuk mengatakan untuk berhenti mengkomsumsi asupan vitamin B12, karena penelitian ini tidak ditemukan vitamin B12 dalam aliran darah dapat membuat jerawat lebih parah atau lebih buruk pada individu tertentu. Dan CDC pun mengatakan bahwa kekurangan vitamin B12  akan memiliki konsekuensi yang serius diseluruh tubuh dan otak.
Jadi kesimpulannya bahwa komsumsi vitamin B12 yang terdapat pada susu, telur, keju masih aman-aman saja , sedangkan vitamin B12 yang dapat memicu mewabahnya jerawat pada seseorang memang ada bukti klinisnya tetapi tidak secara umum,  tergantung Gen-gen yang dimiliki setiap orang. Semoga bermanfaat.



Sumber Healt Day News
Read more

Wednesday 2 December 2015

10 Prosedur Memandikan Bayi

cara memandikan bayi

Memandikan bayi adalah kegiatan yang penting dalam rutinitas harian, baik bagi ibu maupunanal. Momen ini harus dijadikan suatu kesempatan yang menyenangkan dengan segala kerepotan yang minim. Saran yang berikut ini dimaksudkan untuk menyerderhanakan prosedur, pada saat yang sama , kedua pihakndapat memadu kasih sayang, dan suatu momen yang menggembirakan. Prosedur tersebut diantaranya :


  1. mandikannlah bayi itu dalam kamarnya, didapur atau kamar mandi.
  2.  Tempatkanlah baskom diatas meja atau diatas bak cuci piring , jadi sang ibu tidak bertekuk di lantaikamar mandi sementara menjaga jangan sampai tenggelam dalam bak mandi orang dewasa
  3.  Isilah baskom itu dengan air hangat sehangat yang dirasakan ibu dengan sikunya , atau sehangat yang diinginkan oleh orang dewasa.
  4.  Ruangan yang mempunyai suhu 21 C .
  5.  Bukalah pakaian bayi itu dengan cepat dan segera tempatkan dia dalam air hangat.
  6.  Peganglah kepala dan bahu bayi dengan sebelah tangan , sedangkan yang lain membasuh         tubuhnya, secara menyeluruh tetapi dengan hati-hati. Pakailah sabun mandi bayi.
  7. Jangan gunakan saputangan kecil untuk memberdihkan kuping,hidung, dan matanya . Ini akan membahayakan.
  8. Setelah memindahkan bayi dari bak mandi, selimutilah dia dengan longgar dengan handuk kemudian letakkanlah bayi yang terbungkus itu diatas selimut sementaram sang ibu mengeringkan tubuhnya dengan hati-hati,
  9. Pakailah minyak gosok pada tempat-tempat yang terkelupas kulitnya . Bila perlu pakaialah bedak yang tidak berbau .
  10.  Kenakan pakaian kepada bayi dengan cepat sementara terbaring dalam lipatan selimut.
 Gangguan  terhadap kilit bayi biasanya dapat terhindarkan dengan kebersihan yang tetap, sering menaruh bedak atau minyak dan menghindarkan pengeluaran keringat yang terlalu banyak karena pakaian yang berlapis-lapis dan selimut yang tebal. Itulah cara praktis dan prosedur standar dalam perawatan memandikan bayi.


 Modern Medical Guide oleh Harold Shryock,M.D





Read more

Racun Sianida Perawatan dan Pertolongannya



SIANIDA (CYANIDE)
Larutan Zat kimia seperti Sianida biasanya terdapat pada bahan seperti penggosok logam perak, seperti racun tikus dan racun hama. Racun ini sangatlah berbahaya walaupun dengan jumlah yang sangat sedikit  tapi bisa terjadi keracunan . Racun Sianida bekerja dengan merusak jaringan sel-sel darah merah. Racun sianida racun yang paling cepat mematikan dari semua racun jenis racun. Sangat sedikit yang bisa bertahan hidup kalau saja diminum atau terminum secara tidak sengaja maupun tidak. Keracunan dapat terjadi setelah menelan bahan yang mengandung Sianida , menghirup uapnya,  kalau terkena kulit atau luka kecil.
Dalam Dosis yang cukup tinggi, racun bekerja dengan cepat , karena dapat melumpuhkan pernafasan . Dengan dosis yang kecilpun maka akan kesulitan untuk bernafas. pikiran menjadi kacau, disertai muntah dan mencret. Dan si korban akan menggelepar.

APA YANG HARUS DILAKUKAN ?
Ambil tindakan dengan cepat . memberikan rangsangan untuk muntah dengan cara-cara memasukkan jari-jari ke dalam kerongkongannya. Kalau ada obat berilah obat (penghilang rasa nyeri pada jantung) pecahkanlah ampulnya itu diatas sehelai saputangan, dan biarkanlah pasien itu menghirup uapnya selama 15 menit sampai 30 detik. Ulangi hal itu setelah dua menit . Untuk mengobati yang keracunan Sianida, dapat disuntikan larutan sodium thiosulfat ke dalam pembuluh nadi balik. Tetapi ini sangat jarang sekali ada kesempatan untuk melakukannya karena sempitnya waktu. Kalau racun Sianidanya dalam jumlah yang sangat kecil , maka obatilah seperti menolong yang mendapat shock , nerikan zat asam murni kalau mungkin dan ada.  itulah cara perawatan dan pertolongan yang dapat dilakukan di saat darurat, berhati-hatilah dalam setiap aktifitas semoga bermanfaat.  

sumber : Modern Medical Guide oleh Harold Shryock,M.D



Read more